Followers

My Blog

Anda pengunjung ke

Vocation

Vocation
Kota tua Ampenan [bukan sisa perang]
Diberdayakan oleh Blogger.

Vocation

Vocation
Sisi lain kota tua Ampenan
Sabtu, 26 September 2009

Daya Tarik Radikalisme Islam

Kita tidak pernah mendengar pengakuan jujur dari Washington bahwa fenomena radikalisme di mana pun, termasuk radikalisme Islam bersangkut-paut dengan kebijakan luar negeri Amerika yang imperialistik. Sampai detik ini yang kita dengar hanyalah teror di Indonesia dan di beberapa belahan dunia Islam lainnya selalu dikaitkan, dituduhkan, dan atau dilakukan oleh kelompok teroris bernama Alqaeda.
Bukankah kita tidak buta bahwa Alqaeda sesungguhnya adalah simpul dan jejaring yang berkaitan dengan kebijakan Amerika terhadap bahaya merah pada masa perang dingin yang silam? Alqaeda sengaja dibentuk oleh AS untuk menghancurkan Uni Sovyet di Afghanistan. Personelnya terdiri dari pemuda-pemuda Muslim yang berasal dari berbagai negara Islam, termasuk Indonesia.
Karena didasari atas solidaritas Islam atas Afghanistan, para pemuda dari berbagai belahan dunia masuk ke Afghanistan. Sebelum mereka diterjunkan ke medan perang, mereka dilatih terlebih dahulu oleh CIA.
Paska bubarnya Uni Sovyet petaka kemudian timbul, Alqaida tidak otomatis bubar. Jaringannya tetap aktif. Kita tidak tahu persis, apakah ada kesengajaan terhadap pembiaran Alqaeda, sambil terus memompanya melakukan aktivitas teror dan membuat ketakutan massal di seluruh dunia.
Kita juga tidak bodoh untuk mengetahui bahwa teror biasanya menjadi salah satu skenario untuk pra kondisi di dalam menata era baru yang diinginkan oleh negara imprialis. Kita pun pantas bertanya, siapakah sebenarnya yang mengambil keuntungan dari ketakutan massal yang diklaim dilakukan oleh organisasi misterius Alqaeda tersebut?
Jawabannya siapa lagi kalau bukan para penguasa yang bertahta di Washington sana. Yang paling menderita dari sandiwara yang kejam ini adalah umat Islam yang dijadikan sebagai korban. Umat Islam dipaksa terlibat memainkan lakon yang bukan miliknya oleh penulis skenario dan sutradara yang bengis. Dan mungkin Nurdin kebetulan diberi peran antagonis sebagai penghancur fasilitas AS di Indonesia.
Asumsi ini didasarkan pada keganjilan dari rekomandasi yang diturunkan oleh RAND (sebuah think thank berpengaruh di Amerika Serikat). Keganjilan rekomendasi itu menegasikan faktor kebijakan AS yang imperialistik. Bermula dari Angkatan Udara AS meminta RAND Project AIR FORCE (RAF) untuk mengkaji gejala-gejala yang berpotensi mempengaruhi kepentingan AS dan situasi keamanan di dunia Islam.
Para peneliti RAND mengembangkan kerangka analisis untuk mengidentifikasi orientasi ideologis utama di dunia Islam, melihat perpecahan di antara kelompok-kelompok Islam, dan melacak akar radikalisme Islam. Kerangka kebijakan ini akan membantu para pembuat kebijakan AS dalam merancang strategi politik dan militer yang diperlukan guna merespon perubahan kondisi di kawasan dunia Islam.
Hasilnya, terdapat 11 rekomendasi yang diberikan untuk mencegat laju daya tarik penyebaran radikalisme Islam. 1. Mempromosikan jaringan moderat untuk melawan gagasan-gagasan radikal; 2. Merusak jaringan Islam radikal; 3. Membantu reformasi pesantren dan mesjid; 4. Memperluas kesempatan ekonomi; 5. Mendukung Islam Madani (Civil Society); 6. Meniadakan sumberdaya kaum ekstremis; 7. Menyeimbangkan perang melawan terorisme dengan kebutuhan untuk mempromosikan stabilitas di negara-negara Muslim moderat; 8. Berupaya melibatkan umat islam dalam proses politik; 9. Kerjasama dengan komunitas Muslim; 10. Membangun kembali hubungan militer dengan negara-negara kunci; 11. Membangun kemampuan militer AS yang ampuh (lihat Al-Wa’ie, No.61 Tahun VI, 1-30 September 2005, h. 67).
Kesebelas rekomendasi tersebut, tidak ada satu pun rekomendasi kepada AS sendiri untuk mencoba mengevaluasi internalnya, yang bagi kalangan gerakan Islam menjadi pangkal musabab munculnya daya tarik radikalisme Islam itu sendiri. Padahal sepak terjang AS yang tidak adil kepada dunia Islam pantas untuk diakui sebagai faktor penting bagi berkembangnya radikalisme itu sendiri. Radikalisme hanyalah respon ideologis bagi kesewenang-wenangan AS terhadap dunia Islam. Aneh, mengapa hal ini tidak direkomendasikan?
Terlihat betapa AS tidak tulus keinginannya di dalam menyudahi konflik dengan dunia Islam. Jika 11 rekomendasi itu yang terus ditempuh AS di dalam menyudahi radikalisme, dipastikan radikalisme yang merebak di dunia Islam tidak akan pernah mati hingga ke akar-akarnya sebagaimana yang diinginkan AS. Selagi AS masih dengan performance koboy seperti sekarang ini, selama itu pula radikalisme tumbuh dan berkembang di mana-mana, dan pasti tidak hanya berlangsung di dunia Islam.
Nurdin telah tewas, dan mungkin tidak lama lagi akan muncul Nurdin-nurdin yang lain jika saja pihak AS tidak mau mencoba memahami secara lengkap faktor-faktor penyebab dan akar-akar radikalisme Islam. AS hanya ingin sampai kepada solusi pemecahan yang prematur dan memihak kepada kepentingan sempit AS. Wallahua’lam
*Alumni Kajian Timur Tengah dan Islam Universitas Indonesia.
read more "Daya Tarik Radikalisme Islam"

About Me

Foto Saya
Beryn Bimtihan
Guru madrasah yang baru melek teknologi, ngetik masih pake 11 jari dan seringkali mematikan komputer dengan menekan power langsung he he he, padahal saya lahir di suatu tempat yang namanya sudah tertera di "google earth", dan di tempat kelahiran saya ini ada 5 pesantren (mungkin dalam waktu dekat akan nambah menjadi 6), tuan guru, ustaz, ustazah yang saban hari setiap selesai salat 5 waktu selalu ada pengajian kitab kuning, tapi ironisnya perilaku masyarakatnya (terutama pemuda) bertolak belakang dengan "kenyataan" sebagai ikon kota santri... Di tempat kelahiranku ini, rentenir bergentayangan, pemuda putus sekolah tak terhingga, kebersihannya tak terurus, orang miskin menjadi pemandangan yang biasa, padahal para pejabat, dosen, peneliti dan para pengambil kebijakan baik di tingkat pusat maupun daerah banyak yang berasal dari tempat kelahiran saya ini, namun yang paling ironis adalah para Tuan gurunya sering saling menjegal, dan pada akhirnya masyarakat umumlah yang selalu menjadi korban. Namun dalam pandangan objektifitasku, hal yang saya banggakan di tempat kelahiranku ini, yakni dinamisasi dan progresifitas masyarakat pada umumnya...bravo kota santri
Lihat profil lengkapku